Menjadi
Jomblo Adalah Anugerah-Nya
Aku ingin bercerita tentang kisahku beberapa tahun yang lalu. Aku
yang selalu merasa bahwa Allah tidak adil padaku, padahal sebenarnya akulah
yang tidak tau betapa indahnya rencana Allah untuk aku. Aku selalu iri pada teman-temanku,
kadang juga malu. Mereka sudah memiliki pasangan, pasangan yang sebenarnya
belum halal untuk mereka. Dulu aku berfikir bahwa pacaran itu memang indah,
bisa jalan kemana-mana berdua. Hidup sepertinya jadi indah dengan adanya
kekasih hati yang selalu ada disamping kita. Padahal kekasih hati yang
sebenarnya dan selalu setia serta tak pernah meninggalkan kita hanyalah Allah
SWT. Jomblo, itu julukanku. Seorang remaja laki-laki yang tak memiliki kekasih.
Hidup diantara mereka yang sudah memiliki pasangan sungguh sangat menyiksa
hatiku. Disaat aku berkumpul dengan kawan-kawanku, aku tak mampu berkata dan
bercerita apa-apa. Karena setiap kali aku berkumpul bersama mereka, topik utama
yang menjadi obrolan mereka adalah pacarnya masing-masing. Ada yang menceritakan
kebaikan pacar-pacarnya. Ada yang menceritakan hal-hal indah bersama pacarnya.
Ada juga yang menceritakan kegalauannya ketika sang pacar tau bahwa dirinya
telah mendua. Mereka membanggakan pacar-pacar mereka, lantas apa yang bisa aku
banggakan pacar saja tidak punya.
Aku teringat saat aku masih SMP. Saat itu adalah saat dimana aku
mulai memandang seorang wanita sebagai makhluk Allah yang indah. Ada teman
sekelasku, namanya Faizah. Dia seorang gadis yang sangat manis, cantik,dan
pintar. Banyak teman-temanku yang suka padanya. Setiap kali jam istirahat, aku
dan teman-temanku selalu membicarakan Faizah. Teman- temanku saling berebut
untuk mendapatkan Faizah. Mereka selalu memandangi Faizah dan menggodanya
dengan rayuan lugu ala anak-anak SMP. Aku memang anaknya pemalu. Aku diam saja
ketika teman-temanku menggoda Faizah, padahal dalam hatiku aku sangat geram dan
mungkin cemburu. Tapi Faizah bukan pacarku,mengapa aku harus cemburu ya? Dalam
hati, aku juga ingin seperti teman-temanku, bisa menggoda Faizah dan berharap
dia merespon kehadiranku. Keinginan hati sangat kuat, namun besarnya rasa malu
dalam diriku mengalahkan kuatnya keinginan dalam hatiku. Hingga suatu saat
ternyata salah satu teman baikku bernama Rahmat telah jadian dengan Faizah dan
resmi menjadi pasangan kekasih, meskipun hanya sebagai pasangan kekasih yang
belum halal. Aku sangat sedih akan hal ini, setiap hari aku harus melihat
mereka berdua bercanda, berangkat bersama, makan bersama. Bahkan mungkin dalam
fikir mereka dunia hanya milik berdua. Ya sudahlah, biarkan mereka bersama dan
aku terus berusaha untuk melupakan Faizah dan mencari gadis lain untuk menjadi
pacarku. Hari-hariku menjadi sepi semenjak Rahmat jadian dengan Faizah. Dulu
Rahmat yang selalu main denganku, berangkat sekolah bersama dan juga setelah
pulang sekolah kami bermain bersama-sama lagi. Kini Rahmat telah memiliki
pacar, sehingga dia lebih senang bersama pacarnya daripada bermain bersamaku.
Semua teman-temanku sudah memiliki pacar, hanya diriku yang masih sendiri.
Tak terasa tiga tahun telah kami lalui bersama di sekolah. Selama
tiga tahun ini banyak sekali kisah cinta yang teman-temanku hadapi. Dari yang
sangat setia dengan pacarnya, sampai yang selalu menduakan bahkan mentigakan
pacarnya. Hanya diriku yang tak memiliki kisah cinta selama masa SMP, karena
aku tak pernah menjalin cinta dengan siapapun. Pasangan kekasih yang masih
setia sejak kelas 1 SMP sampai kelas 3 adalah Rahmat dan Faizah. Cinta mereka mungkin bukanlah cinta monyet yang sering dijalani oleh
anak-anak SMP, sehingga kesetiaan mereka bisa terjaga dengan baik. Setelah
lulus SMP aku dan Rahmat melanjutkan ke salah satu SMA Negeri di kotaku,
sedangkan Faizah melanjutkan SMA di luar kota karena mengikuti ayahnya yang
juga dipindahtugaskan ke luar kota. Sejak Rahmat dan Faizah berpisah, hubungan
mereka menjadi renggang.
Kini aku dan Rahmat mempunyai suasana yang
baru di sekolah yang baru yaitu SMA. Di SMA ini aku memiliki banyak teman baru
begitu juga dengan Rahmat. Disini banyak sekali teman-teman yang berasal dari
lain kota sehingga banyak sekali perbedaan diantara kami. Aku dan Rahmat tidak
kesulitan dalam mencari teman. Disini banyak sekali teman-teman wanita yang
cantik-cantik. Aku dan Rahmat sering curi-curi pandang pada mereka sampai
akhirnya pandanganku terhenti pada seorang gadis manis dan berjilbab yang
bernama Shifa. Menurut pandanganku Shifa adalah gadis paling sempurna di
sekolahku. Sikapku terhadap wanita masih sama seperti saat aku SMP. Aku tak
berani mengatakan bagaimana perasaanku pada wanita secara langsung. Aku sungguh
bukan lelaki yang gentelman. Kesetiaan Rahmat pada Faizah diuji disini.
Ada seorang gadis yang dekat dengan Rahmat, sepertinya dia suka pada Rahmat.
Dia bernama Della. Della selalu mendekati Rahmat. Ada saja alasan Della untuk
mendekati Rahmat, minta diajari PR, tanya pelajaran yang sulit, atau sekedar
curhat. Awalnya Rahmat biasa saja dengan keberadaan Della, tapi lambat laun
timbul perasaan suka dalam hati Rahmat. Hingga suatu saat Rahmat dan Della
jadian tanpa sepengetahuan Faizah. Aku sudah mengingatkan pada Rahmat bahwa dia
masih punya Faizah. Tapi Rahmat tetap tak menghiraukan kata-kataku, dia tetap
jadian dengan Della. Kisahku dengan gadis yang aku suka, yaitu Shifa masih
belum jelas. Namun hampir setiap hari aku dan Shifa berangkat sekolah bersama
dengan sepeda. Rumah kami memang berjauhan, tapi satu arah ketika hendak menuju
ke sekolah. Aku dan Shifa selalu bertemu terlebih dahulu di pertigaan setiap
berangkat sekolah. Aku belum berangkat sebelum ada Shifa disana, dan Shifa juga
belum berangkat sebelum ada aku disana. Kadang Aku yang tiba lebih awal
dipertigaan, dan aku tidak keberatan untuk menunggu Shifa, begitu juga dengan
Shifa ketika aku belum datang dia juga dengan senang hati menungguku. Sepanjang
perjalananku kesekolah bersama Shifa selalu menyenangkan, aku dan dia selalu
ngobrol dengan asyik sehingga tak terasa sudah tiba di sekolah. Aku merasa
jarak sekolah sejauh 6 Km sangat dekat dengan adanya Shifa yang mendampingi
perjalananku. Bahkan aku rela jika harus bersepeda keliling dunia asalkan
bersama dengan Shifa. Aku selalu bersemangat untuk berangkat sekolah. Satu
tahun sudah kami lalui di SMA, satu tahun juga aku selalu berangkat sekolah
bersama Shifa. Kini aku sudah bertekad dan memberanikan diri untuk menyatakan
perasaanku pada Shifa. Tepat di hari valentine aku berangkat dengan semangat
membawa sebuah cokelat dan setangkai bunga mawar untuk aku berikan pada Shifa.
Aku berangkat lebih awal dengan harapan aku yang lebih dulu tiba dipertigaan
dan memberikan bunga mawar serta cokelat. Kurang lebih pukul 6.15 aku sudah
sampai dipertigaan. Aku menunggu Shifa datang dengan hati yang berbunga-bunga.
Tapi tak seperti biasanya, waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 namun Shifa belum
juga datang. Aku tetap menunggu mungkin Shifa bangun kesiangan jadi dia agak
telat. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 6.50 dan 10 menit lagi sudah masuk.
Tiba-tiba Shifa datang, namun dia dibonceng seorang lelaki yang juga masih
sekolah, tapi tidak disekolahku. Dia mengemudikan sepeda motornya dengan
kencang sampai Shifa tidak melihat keberadaanku. Aku langsung berangkat
kesekolah karena waktu sudah siang dan dipastikan aku akan terlambat. Aku
mengayuh sepedaku dengan kencang dan berharap tidak terlambat masuk kelas
terlalu lama. Aku mengayuh dengan perasaan yang sedih dan cemburu. Sampai di
sekolah aku langsung ke ruang BK dan minta izin untuk diperbolehkan masuk
kelas. Saat istirahat tiba aku hanya duduk di dalam kelas dan berdiam
diri.Tiba-tiba Shifa datang dan menyapaku,
Shifa : “Hay Didik?”.
Aku : “Hay.”
Shifa : “Kenapa di dalam kelas saja,kan sudah
waktunya istirahat?”
Aku : “ Iya, aku sedang capek dan ingin
sendiri di kelas.”
Shifa :“Sepertinya kamu ada masalah, jika
kamu bersedia menceritakannya padaku,aku siap mendengarkannya.”
Aku : “ Aku gak ada masalah.”
Shifa : “ Oh, ya sudah, aku keluar dulu ya.”
Aku : “iya”.
Shifa berjalan meninggalkanku hendak menuju
luar kelas, namun aku memanggilnya.
Aku : “Shifa..”
Shifa : “Iya kenapa Dik?”
Aku : “Tadi pagi kamu berangkat sama siapa?”
Shifa : “Oh,tadi pagi aku berangkat sama
tetanggaku. Oh iya maaf aku tidak memberi kabar pada kamu kalau aku tidak bisa
berangkat bersama kamu tadi pagi.”
Aku : “Oh ya sudah tidak apa-apa.”
Shifa : “Maaf ya tadi sudah membuatmu
menunggu sampai kamu telat datang ke sekolah.”
Aku : “ Iya tidak apa-apa. Oh iya tapi besok
kita bisa berangkat sekolah bersama lagi kan?”
Shifa : “Maaf ya, aku kemarin baru saja
dibelikan sepeda motor oleh Ayah, jadi besok aku berangkat pakai sepeda motor.”
Aku: “Oh begitu, ya sudah.”
Aku sangat sedih akan hal ini, kini akan ku
mulai perjalanan jauh menuju sekolah sendiri. Cokelat dan setangkai bunga mawar
yang telah aku siapkan untuk Shifa ku buang begitu saja. Pupus sudah harapanku
untuk bisa memiliki pacar yang cantik dan baik seperti Shifa.
Tiga tahun berlalu di SMA ini dan kisah
cintaku sama seperti kisahku saat SMP, tak pernah memiliki pacar dan selalu
kesepian. Sedangkan temanku Rahmat sudah memiliki kekasih baru yaitu Della dan
melupakan pacarnya saat SMP yaitu Faizah. Cinta mereka mampu bertahan selama 3
tahun di SMA. Mungkin cinta mereka mampu bertahan lebih dari itu,atau mungkin
hanya berhenti sampai disitu. Aku dan Rahmat melanjutkan ke Perguruan tinggi di
Purwokerto, yaitu di Universitas Jenderal Soedirman. Aku diterima di Fakultas
Peternakan dan Rahmat diterima di Fakultas Teknik. Della melanjutkan
pendidikannya di Universitas Indonesia dan dia mengambil jurusan Kedokteran .
Saat-saat yang paling berkesan ketika awal
masuk kampus adalah saat ospek. Saat ospek ini aku bertemu dengan teman-teman
baru dari daerah yang berbeda-beda. Aku masih agak canggung untuk menggunakan
bahasa Indonesia, karena keseharianku menggunakan bahasa jawa, namun aku
berusaha untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia. Saat ospek ada
kegiatan yang namanya memperkenalkan potensi peternakan di daerahnya. Aku
sebenarnya ingin sekali untuk maju ke depan, namun mentalku belum berani.
Banyak diantara teman-temanku yang maju, ada dari daerah Purbalingga,dia
menceritakan tentang kambing Kejobong. Kemudian ada dari Bali, dia menceritakan
tentang sapi Bali, dan ada juga dari Brebes yang menceritakan tentang industri
telur asin. Mengapa dari daerahku tidak ada, aku berkata dalam hatiku.
Tiba-tiba ada seorang gadis cantik, manis,dan juga berjilbab. Dia maju dan
menceritakan tentang Potensi industri susu Kambing Peranakan Etawa yang
merupakan kambing khas dari daerahku. Oh ternyata gadis itu berasal dari daerah
yang sama denganku.Ternyata gadis itu bernama Zahra. Aku ingin sekali
mendapatkan nomer Hpnya dan kenal lebih dekat dengan Zahra.
Suatu hari aku dan Rahmat hendak pulang ke
daerahku karena mau merayakan Idul Fitri dirumah. Kami hanya 5 hari di
Purwokerto untuk ospek. Sampai diterminal aku bertemu dengan Zahra. Aku ingin
menyapanya tapi aku malu. Aku pura-pura tidak melihat Zahra. Namun aku dengar
seseorang memanggilku dan ternyata Zahra yang memanggilku. Jantungku berdegup
kencang, mungkin karena aku grogi melihat seorang gadis manis di depanku. Aku
sangat senang karena ternyata Zahra sudah mengenal aku. Aku, Rahmat, Zahra dan
satu teman Zahra,yaitu Meida naik bus bersama untuk menuju kampung halaman. Di
Bus aku hanya diam sambil melihat pemandangan di jalan sambil sesekali
curi-curi pandang pada Zahra. Zahra memecah keheningan dalam bus ini, dia
mengawali perbincangan kami berempat. Zahra ternyata orangnya ramah dan baik
hati. Dia meminta nomer HP pada aku dan Rahmat. Aku sangat senang akan hal ini.
Tiga jam berlalu dan kami sudah sampai terminal. Kami semua berpisah dan menuju
rumah masing-masing.
Pada malam harinya ada SMS masuk dan ternyata
Zahra SMS aku. Dia hanya memberitahu kalau ini nomer HPnya. Akhirnya aku
mendapakkan nomer HP Zahra. Aku sering SMS Zahra, tapi hanya SMS yang penting
yang dia jawab. Jika aku hanya menanyakan dia sedang apa, pasti dia tak mau
menjawabnya. Aku menanyakan padanya UKM apa yang dia ikuti, ternyata dia
mengikuti UKM Penelitian dan UKM Kerohanian Islam. Aku harus ikut UKM itu
juga,agar aku bisa lebih dekat dengannya. Awal masa perkuliahan dimulai, disini
aku memasuki dunia baru yang agak asing bagiku. Bertemu dosen dan teman-teman
dari lain daerah. Kegiatan mahasiswa juga dimulai seiring dimulainya
perkuliahan. UKM yang mengadakan kegiatan pertama adalah UKM Penelitian. Aku
dengan semangat mengikuti UKM itu karena disitulah aku bisa bertemu dengan
Zahra. Kemudian UKM kerohanian Islam juga mengadakan kegiatan dan aku juga
dengan semangat mengikutinya. Aku lebih fokus pada UKM Kerohanian Islam, karena
Zahra juga aktif di UKM ini. Dia terlihat sangat berpengalaman dalam organisasi,
sementara aku baru saja mengenal organisasi. Beberapa bulan aku mengikuti
kegiatan-kegiatan pada organisasi Kerohanian Islam itu membuat aku berubah. Aku
menjadi lebih paham tentang Islam. Islam sangat menjaga hubungan antara wanita
dan laki-laki. Disini aku baru tahu kalau pacaran itu ternyata haram. Sejak
saat itu aku tak lagi mencari-cari wanita untuk menjadi pacarku. Aku merasa
bangga karena aku masih jomblo sampai saat ini.
Aku
menjalani hari-hari dengan semangat belajar untuk kuliah. Semangatku selalu ada
karena ada seorang gadis sholeha disana. Dia adalah Zahra. Aku tetap menjaga
jarak dengan Zahra. Aku juga menjaga jarak dengan teman-teman wanitaku. Aku
memang menyukai Zahra, tapi aku memahami sifat dan kepribadian Zahra dengan
hubungan sebatas teman, bukan melalui pacaran yang hanya membuat dosa. Aku
lebih mendalami ilmu-ilmu Islam yang belum aku ketahui. Awalnya memang aku
mempelajari Islam karena Zahra, karena aku tak ingin terlihat bodoh dihadapan
Zahra. Tapi makin jauh aku mempelajari Islam, aku menjadi sadar dan kini aku
mempelajari Islam bukan karena Zahra, tapi ikhlas karena Allah SWT. Empat tahun
aku kuliah, kini aku mendapatkan banyak ilmu, baik ilmu Peternakan maupun ilmu
Agama Islam yang aku dapatkan dari UKM Kerohanian Islam yang aku ikuti. Setelah
lulus kuliah ini, alhamdulillah aku mendapatkan pekerjaanku di Dinas Peternakan
demikian juga dengan Zahra. Setelah 1 tahun bekerja aku memberanikan diri untuk
melamar Zahra. Aku mendatangi rumah Zahra beserta kedua orang tuaku dan alhamdulillah
Zahra mau menerima lamaranku. Kini hidupku sudah lengkap, karena ada seorang
wanita yang mendampingi aku. Aku sangat bersyukur memiliki istri yang sholehah
dan mampu mengubah pandangan hidupku yang semula agak salah.
Ternyata
Allah memiliki rencana yang sangat indah untuk diriku. Allah menjaga hubunganku
dengan wanita, sehingga akhirnya aku bisa memiliki pasangan hidup yang
sholehah. Kisah ini terinspirasi dari kisah hidupku sendiri dan kisah hidup
yang aku harapkan di kemudian hari.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar